1. WISATA KAHYANGAN
Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu tempat yang terpilih Raja – Raja Jawa dalam mengasah kemampuan spiritual, mendekatkan diri kepada Sang Khalik sekaligus upaya meraih impian dan cita-cita. Banyak petilasan di Kabupaten Wonogiri yang dahulu digunakan sebagai tempat bersemadi, dari pegunungan, goa, kawasan Pantai hingga hutan belantara.
Salah satu legenda wahana spiritual
yang terkenal di Tirtomoyo adalah Obyek Wisata Alam Kahyangan yang berada di
Desa Dlepih Kecamatan Tirotomoyo. Letak wisata Kahyangan berada di ujung
tenggara Kabupaten Wonogiri dengan jarak dari Kota Wonogiri kurang lebih 40 km.
Akses jalan cukup memadai yang dapat dilalui kendaraan roda empat hingga lokasi
tujuan.
Wisata Alam Kahyangan menyajikan satu
suasana alam bukit dengan pepohonan besar menjulang dilengkapi mata air yang
membentuk aliran sungai yang cukup deras.
Gemericik arus dari mata air Kahyangan
menciptakan alunan suara alam yang menentramkan hati. Mungkin karena suasana
inilah, Kahyangan dipilih sebagai tempat ideal untuk bersemadi seraya
mendekatkan diri pada Illahi.
Menurut legenda yang ada, dahulu kala
Kahyangan merupakan tempat Panembahan Senopati, seorang pembesar di Mataram
bersemadi atau bertapa dengan satu keinginan menjadi seorang Raja. Setelah
bertapa selama beberapa waktu, Panembahan Senopati akhirnya bisa menjalin
sebuah komunikasi dengan makhluk penguasa Laut Selatan yang dikenal Kanjeng
Ratu Kidul untuk membantu mewujudkan cita-citanya menjadi Raja Mataram. Sejarah
membuktikan bahwa setelah bersemadi di Kahyangan, Panembahan Senopati berhasil
memegang tampuk pimpinan sebagai Raja Mataram Pertama tanpa ada pertumpahan
darah sedikitpun.
Ada beberapa petilasan yang ada di Obyek Wisata Alam Kahyangan
yaitu :
·
Sela Gapit, merupakan dua buah batu besar yang saling berhimpit
membentuk cetah yang digunakan sebagai jalan masuk menuju petilasan yang lain.
·
Sela Bethek, merupakan salah satu tempat bersemadi yang berupa
batu besar yang dibagian bawahnya bisa digunakan untuk tempat berteduh.
·
Sela Payung, merupakan tempat bersemadi Panembahan Senopati yang
berupa batu besar dengan rongga besar di samping hingga bagian bawah sehingga
dapat digunakan sebagai tempat berteduh.
·
Sela Gawok, merupakan batu besar dengan lobang di batu yang hanya
cukup untuk satu orang bersemadi.
·
Sela Gilang, merupakan batu datar yang dahulu digunakan oleh
Panembahan Senopati menunaikan ibadah shalat lima waktu.
·
Kedung Pasiraman, merupakan tempat di aliran mata air Kahyangan
yang digunakan Panembahan Senopati semadi kungkum (berendam).
Perburuan Batu Tasbih
Panembahan Senopati
Ada kisah yang melegenda tentang batu tasbih Panembahan
Senopati yang hilang bertaburan di mata air Kahyangan yang terus diburu orang
hingga sekarang karena dipercaya memiliki daya magis.
Jaman dahulu ketika Panembahan Senopati sedang bersemadi dan
ditemani oleh Kanjeng Ratu Kidul sang penguasa laut selatan, dikejutkan oleh
kehadiran manusia, yang bernama Nyai Puju. Nyai Puju merupakan penduduk
setempat yang sehari-hari bekerja keluar masuk kawasan Kahyangan. Hingga suatu
hari melihat Panembahan Senopati bersemadi ditemani oleh Kanjeng Ratu Kidul
yang merupakan sosok makhluk gaib.
Terkejut dengan kehadiran Nyai Puju, Kanjeng Ratu Kidul menarik
lengan Panembahan Senopati. Karena panik, Kanjeng Ratu Kidul tidak sengaja juga
menarik tasbih Panembahan Senopati hingga putus talinya. Maka bertaburanlah
batuan tasbih ini di aliran mata air Kahyangan.
Kemudian Kanjeng Ratu Kidul berujar bahwa barang siapa menemukan
batu tasbih yang bertebaran ini maka ia akan mendapat suatu
kebahagiaan. Dari legenda inilah kemudian banyak orang berburu batu tasbih
Panembahan Senopati dengan mengunjungi Wisata Alam Kahyangan dan bersemadi
disana.
Penasaran dengan Wisata Alam Kahyangan Dlepih Kecamatan Tirtomoyo?
Ayo segera kunjungi tempatnya!
Sumber
: https://humaswonogirinews.org/yuk-ke-wonogiri-wisata-alam-kahyangan-tirtomoyo-wonogiri-ini-kisahnya/
2. MONUMEN G30S/PKI
Monumen G30S/PKI yang satu ini terletak di Desa Hargorejo, Kec. Tirtomoyo, Kab. Wonogiri. Monumen ini dibangun untuk mengenang korban-korban PKI yang berasal dari wilayah Hargorejo, Tirtomoyo.
Beberapa korban keganasan PKI di Tirtomoyo dapat kita lihat dari nama-nama korban yang tertulis ditengah tiang yang ada di monument.
Kawasan monumen ini terletak di tengah pegunungan yang mana banyak ditanami pohon cengkeh(perkebunan cengkeh), sehingga menambah keasrian panorama alam disekitar wilayah ini.
Saat anda akan menuju kawasan monumen ini, anda akan menjumpai sebuah terowongan peninggalan jepang, namun karena kondisi didalam terowongan yang sudah tertimbun longsor, jadi tidak dapat kita masuki. Untuk menuju kawasan monumen, kita dapat melewati jalan setapak mengitari gunung.
Setelah anda sampai di monumen, ada jalan setapak yang dapat menuntun anda ke sebuah Gua peninggalan jepang yang konon terhubung hingga ke Provinsi Jawa Timur. Kondisi di dalam gua dari mulut gua sudah tergenang oleh air dan sangat tidak aman untuk dimasuki. Seperti yang terlihat, kondisi monumen kurang terawat dengan baik. Banyak rumput liar yang tumbuh, bahkan disekitar patung.